Logo Labuan Bajo Productions

Puasa Sebelum Menikah, Inilah Manfaat dan Hukumnya Dalam Islam

Puasa sebelum menikah

Dalam Islam, terdapat sejumlah puasa sunnah yang bisa dijalankan oleh umat Islam. Dan puasa sebelum menikah (puasa mutih) bukan termasuk dalam ajaran Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul. Secara formal, syariat Islam tidak pernah mengajarkan puasa tersebut.

Oleh karena itulah, puasa menjelang pernikahan menuai pro dan kontra di dalam masyarakat. Lantas, seperti apa hukum puasa jelang menikah menurut kacamata Islam dan apakah tradisi ini membawa manfaat untuk calon pengantin? Temukan jawabannya di sini!

Tradisi Puasa Mutih Sebelum Menikah Menurut Islam

Sebagaimana yang kamu ketahui, bahwa dalam agama Islam, terdapat jenis-jenis puasa wajib dan puasa sunnah yang bisa dijalankan oleh umat Islam. Puasa wajib ada beberapa macam, di antaranya puasa Ramadhan, puasa kafarat (denda), puasa nazar, dan puasa qadha’.

Sedangkan puasa sunnah terdapat lebih banyak jenis, mulai dari puasa syawal, puasa Senin Kamis, puasa Daud, hingga puasa Arafah. Sedangkan untuk puasa mutih sebelum menikah, sebenarnya tidak tergolong ke dalam ajaran puasa di agama Islam.

Pro dan Kontra Tradisi Puasa Mutih

Dalam adat Jawa, pernikahan selalu identik dengan ritual yang sarat akan makna filosofis, baik itu sebelum, sesudah, maupun saat acara pernikahan berlangsung. Dan salah satu tradisi dalam pernikahan adat Jawa yang menuai pro dan kontra masyarakat adalah puasa mutih oleh pasangan calon pengantin.

Puasa mutih merupakan salah satu di antara sekian banyak tradisi yang melekat pada ajaran kejawen di tanah Jawa. Calon pengantin yang menjalankan puasa mutih harus menahan diri untuk tidak makan dan minum selain yang warnanya putih.

Artinya, calon pengantin hanya boleh memakan nasi putih dengan lauk putih telur dan air putih atau susu putih sebagai minumnya. Menurut salah satu studi kasus, salah satu tujuan puasa mutih adalah untuk menambah aura calon pengantin saat acara pernikahan digelar.

Masyarakat yang kontra meyakini bahwa puasa mutih bukanlah bagian dari syariat Islam, karena tidak pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mensyariatkan puasa tersebut. Jadi, puasa mutih bukanlah hal yang wajib untuk dijalankan.

Namun, tidak demikian dengan masyarakat yang pro dengan puasa mutih. Mereka percaya bahwa tradisi ini merupakan perwujudan dan rasa hormat kepada leluhur serta melestarikan budaya.

Selain itu, tradisi puasa sebelum menikah juga merupakan wujud permohonan kepada Sang Maha Pencipta, agar prosesi pernikahan dapat berjalan lancar serta kehidupan setelah pernikahan senantiasa diliputi keberkahan dan ketenangan.

Tata Cara Puasa Mutih Sebelum Menikah

Puasa mutih biasanya dijalankan pada tanggal-tanggal tertentu, yakni pada saat bulan purnama memancarkan sinar putih. Menurut perhitungan kalender Hijriyyah, fenomena tersebut biasanya terjadi di pertengahan bulan.

Pelaksanaan puasa sebelum menikah ini bertujuan untuk memperoleh hidayah, petunjuk, keberkahan, dan pengampunan dosa-dosa dari Allah SWT. Kalau kamu termasuk calon pengantin yang ingin menjalankan puasa ini, ada tata cara yang perlu kamu perhatikan.

Pertama-tama, kamu harus mengawali puasa mutih dengan membaca niat, yaitu “Aku niat puasa mutih karena Allah Ta’ala” atau dalam bahasa Jawanya “Niat ingsun puasa mutih amarga Allah Ta’ala”. Sebelum menjalankan puasa ini, kamu juga harus memperhatikan aturan makan dan waktu pelaksanaannya.

Bagi calon pengantin yang hendak melakukan puasa mutih, sebaiknya melaksanakan puasa ini minimal 40 hari atau maksimal 3 hari menjelang hari akad pernikahan.

Idealnya, puasa mutih dijalankan selama 3 hari berturut-turut, namun ada juga yang menganjurkan selama 7 hari atau 1 hari saja sudah cukup, tergantung kemampuan. Puasa mutih sebelum menikah ini juga dilakukan layaknya puasa pada umumnya, yakni saat terbit fajar (waktu subuh) hingga tenggelamnya matahari (waktu maghrib).

Bedanya, calon pengantin hanya boleh menyantap makanan dan minuman tertentu saat berbuka, yakni dengan menu-menu yang serba putih. Misalnya nasi putih, air putih, susu putih, putih telur, kembang kol, tahu rebus, dan menu serba putih lainnya.

Selama menjalankan puasa mutih, calon pengantin bisa mengamalkan doa-doa puasa mutih. Salah satunya adalah “Allahumma bayyid wajhi bi nurika yauma tabyaddu wujuh aulaika wala tu sawwid wajhi bi dzulumaatika yauma taswaddu wujuh a’daai”.

Doa ini adalah permohonan agar terlihat makin cantik dan ganteng. Kamu bisa membaca doa ini sebanyak 10 kali setiap selesai berwudhu. Atau bisa juga dengan membaca “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni” untuk memohon pengampunan dosa.

Manfaat Puasa Sebelum Menikah

Manfaat Puasa Sebelum Menikah

Meskipun puasa mutih hanya bagian dari tradisi adat kejawen dan tidak terdapat dalam ajaran Islam, ternyata puasa ini memiliki banyak manfaat bagi calon pengantin yang menjalankannya, di antaranya:

  • Sebagai wujud permohonan kepada Sang Maha Pencipta, agar prosesi pernikahan dapat berlangsung dengan lancar, penuh hikmat, dan terhindar dari hal-hal negatif.
  • Bentuk pengharapan agar kehidupan rumah tangga setelah pernikahan nantinya terhindar dari bencana dan nasib buruk, melainkan penuh dengan kasih sayang dan keberkahan.
  • Aura calon pengantin yang menjalankan puasa mutih niscaya akan lebih terpancar di hari pernikahan.
  • Membuang energi negatif dari pikiran dan tubuh.
  • Membantu menurunkan berat badan.
  • Meningkatkan toleransi lapar.

Dampak Negatif Puasa Mutih

Selain memiliki banyak manfaat, ada beberapa dampak negatif yang perlu kamu pertimbangkan sebelum menjalankan puasa mutih. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Dari perspektif ilmu kesehatan, puasa mutih dapat menyebabkan calon pengantin jadi kurang terpenuhi nilai gizinya. Sebab, setelah tubuhnya menahan lapar dan haus seharian, mereka tidak mendapatkan asupan gizi yang lengkap, seperti protein, lemak, zat besi, vitamin, dan mineral lain.

Puasa mutih bisa berdampak cukup parah pada calon pengantin yang menderita penyakit diabetes. Sebab, makan nasi putih saja justru akan meningkatkan kadar gula dalam darahnya.

Secara psikologis, tradisi ini akan membuat calon pengantin merasa tertekan, karena harus menahan kebutuhan tubuhnya sendiri akan asupan makanan yang baik. Kondisi ini secara tidak langsung akan berdampak negatif bagi kesehatan fisik maupun mental dari si calon pengantin.

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kamu lihat bahwa puasa mutih sendiri berbeda dengan puasa mana pun, entah itu puasa wajib maupun sunnah. Puasa pada umumnya masih memperhatikan masuknya asupan nutrisi dan memelihara keseimbangan gizi dalam tubuh.

Setelah berpuasa seharian, calon pengantin bisa mengembalikan energi yang hilang dengan menyantap makanan dan minuman yang lebih bervariasi dan bernutrisi. Itulah sebabnya puasa yang sesuai dengan ajaran Islam jauh lebih bermanfaat untuk proses detoksifikasi.

Sedangkan dalam puasa mutih, hanya makanan dan minuman tertentu saja yang boleh disantap, sehingga khawatir akan memperburuk kesehatan calon pengantin. Jadi, sebelum menjalankan puasa ini, alangkah baiknya jika kamu melihat kondisi dan kemampuan kamu terlebih dahulu.

Kini, Kamu Tahu Seluk Beluk Puasa Sebelum Menikah!

Demikianlah penjelasan tentang puasa sebelum menikah untuk menambah wawasan kamu. Jika kamu berniat untuk melakukan puasa ini, pastikan kondisi tubuh dan mental kamu dalam keadaan stabil, ya. Tujuannya, supaya kamu tetap sehat dan bugar menjelang hari pernikahan.

sumber foto: Pexels

Baca juga: 8 Tempat Wisata untuk Prewedding di Indonesia yang Paling Epik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Untuk Pemesanan Silahkan Isi
Formulir Berikut

Atau Hubungi Kami Melalui Whatsapp Kami

Tim kami akan menghubungi Anda maksimal 1 x 24 jam